Minggu, 29 Desember 2019

Kecanduan Menjadi Fake

Pernah ku baca bahwa media sosial terutama instagram adalah faktor utama yang menyebabkan adanya mental health illness
Kita dipaksa untuk percaya kepalsuan orang orang
Dan kita dipaksa untuk ikut menjadi fake
Kita tidak terima kalau orang orang mengumbar kebahagiaan
Dan kita ingin terlihat selalu bahagia bahkan lebih bahagia dari pada orang orang yang kita lihat sangat bahagia dengan hidupnya
Kita menjadikan kebahagiaan orang lain menjadi tolak ukur kebahagiaan kita
Padahal, baik kebahagiaan mereka ataupun kebahagiaan kita yang diumbar, keduanya adalah pencitraan palsu
Akhirnya kitapun tidak dapat menerima ketika hidup kita sedang tidak bahagia dan menjadi depresi karena merasa paling menderita ketika merasa tidak bahagia ditambah lagi membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain bahkan kita merasa harus pura pura bahagia

Kadang media sosial sangat bermanfaat untuk iklan
Pun kadang isinya hanya pencitraan belaka
Jutaan followers
Jutaan likes
Jutaan views
Padahal sama saja
Tak ada realitanya

Body goals
Relationship goals
Life goals
Career goals
Work life balance

Semuanya too good to be true
Yang aku sadari saat ini adalah apapun penderitaan yang ku alami, semua orang pun mengalaminya.
Jadi tak perlu iri dengki cemburu buta apalagi depresi

Saat ini ku ingin hapus semua media itu.
Tak perlu lah aku tau urusan pribadi mereka
Tak perlu lan aku mengumbar urusanku
Mungkin jadi lebih apatis
Mungkin jadi memutus silaturahmi
Tapi aku muak dengan semua kepalsuan orang orang

Satu lagi jenis kepalsuan di sosial media yang berkebalikan
Yaitu pura pura menjadi orang paling menderita
Mengemis iba
Mengemis kasihan
Mengemis perhatian
Hanya untuk sebuah viral yang belum tentu

Hilang martabat
Hilang derajat
Hilang akal
Selamat tinggal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar